Headlines News :
Home » » 10 Penyebab Terpuruknya Manchester United

10 Penyebab Terpuruknya Manchester United



Setelah lebih dari 20 tahun merajai persepakbolaan Inggris, Manchester United kini memasuki masa krisis. Nama besar Manchester United mulai tidak sebanding dengan performa mereka belakangan ini yang selalu berakhir miris. Apa yang terjadi dengan The Red Devils? 

Berikut ini 10 Penyebab Terpuruknya Manchester United :

1. Kehilangan kharisma Ferguson Kepergian Sir Alex Ferguson, yang pensiun, dari Manchester United membawa serta banyak hal. Sebelumnya Kharisma yang dimiliki pelatih gaek itu membuat MU sangat ditakuti lawan. Gary Neville, mantan bek MU, pernah menyebut kehadiran Ferguson setara dengan 10 poin dalam semusim. Fergie mampu mengintimidasi lawan sehingga meyakini akan susah mengalahkan Setan Merah. Kini dengan perginya Ferguson, MU ikut kehilangan auranya dan tak lagi ditakuti lawan.

2. Rotasi pemain yang buruk Ada baiknya memang bagi sebuah tim untuk melakukan banyak rotasi. Menjaga stamina pemain adalah salah satu alasan mengapa rotasi diperlukan. Tim yang memakai sistem rotasi biasanya bisa dikatakan memiliki kedalaman squad yang baik. Level dan skill permainan setiap pemain yang seimbang, sehingga pelatih berani melakukan sebuah rotasi. Namun, Kepositifan sistem rotasi ini memunculkan terminologi baru yang berdampak negatif, yaitu koordinasi. Salah satunya koordinasi di sisi pertahanan sudah membuat pusing De Gea saat ingin mengantisipasi bola, baik crossing ataupun umpan daerah dari lawan. Tidak terjalinnya intuisi antara penjaga gawang dan pemain bertahan, membuat banyak keputusan diambil dari keraguan. 

3. Pemain veteran kehilangan daya juang Kepergian Ferguson juga ikut memupus kehebatan para pemain veteran di tim ini. Surat kabar Inggris, Guardian, menyebut, para pemain veteran itu seperti berhenti berjuang setelah Fergie pergi. Patrice Evra, Nemanja Vidic, dan Rio Ferdinand musim ini kerap tampil kedodoran di lapangan. Ferdinand tak lagi jadi pilihan utama. Vidic dan Evra masih tampil tapi kerap kesulitan saat menghadapi pemain lawan. Karena Alexander Buttner belum mumpuni, kondisi Evra kian tambah buruk karena ia kini benarharus menanggung beban berat di usianya yang sudah tak muda lagi.

4. Memecat staf pelatih terbaik MU Sejak bergabung Moyes merombak staf kepelatihan United. Pria 50 tahun tersebut memilih untuk membawa staf-staf yang pernah bekerjasama dengan dirinya sewaktu di Everton. Moyes melepas tangan kanan Ferguson, Reene Meulensteen, dan mengganti pria Belanda itu dengan tangan kanannya, Steve Round. Dalam jajaran staf pelatih hanya ada Phil Neville yang mengenal United. Tiga staf pelatih terbaik MU dan juga Liga Premier semasa Ferguson yaitu, Mike Phelan, Rene Meulensteen dan pelatih kiper Eric Steele.

5. Pembangunan tim yang gagal dan rekrutmen yang buruk Ini bukan sepenuhnya kesalahan David Moyes. Upaya pembangunan tim sudah dilakukan sejak masa Ferguson dan terbukti tak menunjukan hasil memuaskan. Sebagai pelatih yang dikenal jago membangun tim, Fergie gagal di masa akhir tugasnya. Hanya dua dari pemain yang dia rekrut setelah 2006 yang kini masuk tim ini, yakni Robin van Persie dan David de Gea. Di akhir masa tugasnya Ferguson juga merekrut Wilfried Zaha, yang baru baru melakukan debut pada Desember, dan sejak itu jarang dipakai. Pemain ini pun kini disebut-sebut akan segera dilepas ke Cardiff City. Moyes juga tak lepas dari kesalahan dengan langkahnya mendatangkan Marouane Fellaini, yang terbukti gagal bersinar di Old Trafford.

6. MU dipenuhi pemain yang berperforma tak maksimal United memiliki skuad yang besar, tapi minim kualitas. Di bawah Ferguson, para pemain ini masih mampu dimanfaatkan dan memberi sumbangan di saat yang tepat. Tapi, dalam arahan Moyes kebanyakan dari mereka tak berhasil dimanfaatkan. Javier Hernandez mengalami paceklik yang sangat panjang. Shinji Kagawa gagal menunjukan ketajaman. Anderson kerap tampil tak meyakinkan. Performa tak maksimal juga ditunjukkan Tom Cleverley, Ashley Young, Nani, Fellaini, Ferdinand, Zaha, dan Buttner.

7. Faktor Mental Kekalahan demi kekalahan yang dialami United juga memukul mental para pemain. Mereka kian kehilangan percaya diri. Ciri MU yang selalu bisa menang setelah tertinggal, seperti di masa Ferguson, sudah hilang. Keangkeran Old Trafford juga sudah sirna. Setan Merah sudah kalah empat kali di kandang, setara dengan rekor kandang Stoke. Ketajaman klub juga menurun. Dari 92 tim di berbagai divisi Liga Inggris, hanya ada 14 tim yang koleksi golnya lebih rendah dari MU. Tim ini juga seperti hanya menjadi raja di kalangan tim papan tengah. Meski berhasil mengalahkan Arsenal pada 5 November lalu, tapi MU gagal menang dalam sembilan laga lain melawan tim papan atas.

8. Asimetris Baik dalam konteks horizontal dan juga vertikal, David Moyes membuat Man United terlihat asimetris. Mereka tampak seperti tim yang baru saja bermain sepak bola dengan ketidak seimbangannya dalam menyerang dan bertahan. Rooney dan Van Persie yang sama-sama dalam top performance-nya, tidak diimbangi dengan pertahanan yang kokoh dari para pemain bertahan. Tiga poin yang sebenarnya sudah di depan mata pun harus hilang begitu saja karena cara bertahan yang buruk.

9. Moyes kurang bisa membangkitkan semangat pemain David Moyes memang memikul beban berat karena menggantikan sosok legendaris yang menciptkan kesuksesan luar biasa. Sayangnya, ia tidak memiliki kemampuan cukup baik, termasuk membangkitkan semangat pemain di ruang ganti yang menjadi ciri khas Fergie. Tak ada pula Hairdryer Treatment yang biasa dilakukan oleh Sir Alex Ferguson yaitu mengevaluasi pemain yang tampil dibawah form dan memaki pemain dengan suara keras di depan wajah mereka. 

10. Tabiat Moyes Mungkin bagi anda yang sudah bertahun-tahun bersama Man United dibawah rezim Sir Alex, banyak memberikan reaksi kecewa dengan apa yang sudah Moyes lakukan dalam pertandingan. Sir Alex, tak segan-segan memainkan 4 penyerang sekaligus ketika tim sudah tertinggal baik itu satu gol ataupun lebih. Ketika melawan tim kecil, Sir Alex akan mengganti pemain yang bertipe menyerang walau timnya unggul 1-0 untuk menambah jumlah gol mereka. Namun tabiat (sikap) Moyes berbanding terbalik dengan Sir Alex. Moyes enggan memainkan banyak penyerang ketika timnya dalam keadaan tertinggal. Moyes enggan menambah gol ketika melawan tim promosi. Tabiat ini lah yang harus diubah oleh Moyes. Manchester United bukan lah Everton. Manchester United harus berani mengambil segala resiko dalam setiap situasi apa pun.
Share this post :

Post a Comment

 
Copyright © 2014. SURYA COMM - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger